PuteraRiau.com, Pekanbaru - Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru mengharamkan siswa-siswi di ibu kota Provinsi Riau tersebut melakukan "Skip Challenge", yang saat ini viral di media sosial.
"Dilarang keras, (Skip Challenge) itu menimbulkan efek fatal," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Abdul Jamal.
Skip Challenge atau pass out Challenge ada sebuah permainan yang dilakukan dengan cara menekan dada sekuat atau sekeras mungkin selama beberapa waktu. Hal itu dapat mengakibatkan anak-anak menjadi kejang bahkan pingsan.
Ia menjelaskan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru telah menginstruksikan kepada setiap kepala sekolah dan guru untuk terus mengawasi anak didik dari permainan berbahaya tersebut.
"Kita intesifkan pengawasan anak, terutama saat jam istirahat atau di luar jam belajar," ujarnya.
Dia menyampaikan permainan latah nan berbahaya itu tidak perlu dilakukan, karena secara medis jelas berdampak buruk. Sejauh ini, dia mengaku belum menerima laporan adanya prilakuk siswa-siswi di Kota Bertuah itu melakukan Skip Challenge.
Selain di sekolah, Jamal juga meminta agar orang tua dan lingkungan berperan aktif mengawasi dari permainan tersebut.
"Saya rasa para orang tua sudah tau (Skip Challenge) ini. Bersamalah kita saling menjaga dan mengingatkan," jelasnya.
Ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ari F Syam mengatakan aksi Skip Challeng dapat menyebabkan kekurangan oksigen atau hipoksia.
"Skip Challeng yang akhirnya mengakibatkan hipoksia tidak saja berdampak pada organ otak dan syaraf, tetapo bisa berdampak ada organ lain seperti organ lambung dan pencernaan," kata Ari di Jakarta belum lama ini.
Selain itu, proses penekanan pada dada sendiri bisa menyebabkan trauma pada dada sampai berakibat patah tulang. Sementara itu, pada seseorang yang sudah ada kelainan jantung bawaan atau pasien yang sudah ada gangguan paru bisa saja tekanan dada menyebabkan komplikasi fatal, kata dia mengingatkan. (dil/antarariau)
Artikel keren lainnya: