Bagansiapi-api, (puterariau.com) I --- Mengangkat Potesnsi Sumber Daya Alam (SDA) pantai, Bupati Rokan Hilir, H. Suyatno melakukan panen raya 'kerang dara' (Anadara Granosa) di Kuala Bagan, Kamis (9/3) lalu.
“Potensi ini sangat luar biasa, bayangkan Penangkaran Kerang Dara saja bisa mencapai puluhan ton sekali panen,” kata Bupati.
Panen kerang dara turut dihadiri Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Kadiskanlut) Provinsi Riau Ir. Nafilson, Wakil Ketua DPRD Rohil, Abdul Kosim, Sekda Rohil Drs H Surya Arfan, mewakili Kajari Rohil Kasidatun Andreas Tarigan, Sekretaris Dinas Perikanan Rohil Muhammad Amin serta para nelayan pembudidaya kerang. Panen raya kerang ini dilakukan di Kuala Bagan Pulau Berkey milik mantan Penghulu Bagan Punak Pesisir, Bangko Toyib dan para anggota kelompok
Tampak Panen ditandai mengangkat kerang dari laut yang dilakukan oleh Bupati bersama Kadiskanlut Riau, Wakil Ketua DPRD dan perwakilan Forkopimda.
Menurut Bupati, selain dapat mengangkat potensi daerah, kerang ini juga harganya cukup stabil dan bisa menambah penghaslan masyarakat. “Kita bina melalui Dinas Perikanan, bahwa sektor perikanan Budidaya melalui budidaya kerang juga sangat menjanjikan. Saat ini fokusnya di Laut Sinaboi dan Pasir Limau Kapas,” katanya.
Suyatno menambahkan, Kabupaten Rokan Hilir merupakan satu-satunya daerah di Provinsi Riau yang melakukan budidaya kerang. Bahkan, Rohil siap menjadi daerah percontohan di Riau.
“Saat ini pemasaran kerang asal Rohil sudah merambah ke Provinsi Sumatera Utara. Dinas Perikanan Rohil sudah merealisasikan program budidaya kerang di daerah pesisir pantai,” ucapnya.
Bahkan, lahan yang disiapkan untuk kegiatan budidaya kerang luasnya mencapai 124,34 kilometer persegi. Lahan seluas 124,34 kilometer persegi itu dipusatkan di garis pantai mulai dari Kecamatan Pasir Limau Kapas, Bagansiapiapi hingga ke Sinaboi.
Bupati Rohil H Suyatno didampingi Kadiskanlut Riau Ir. Nafilson, Wakil Ketua DPRD Rohil Abdul Kosim saat Panen Raya Kerang di Kuala Bagan untuk memanfaatkan lahan di garis pantai tersebut, sebut dia, tetap akan mengikuti ketentuan yang berlaku. Salah satunya, melakukan koordinasi dan kerja sama dengan semua instansi terkait seperti Dinas Kehutanan (Dishut), pihak kecamatan dan aparatur kepenghuluan termasuk masyarakat. Karena, pelaksanaan budidaya kerang tersebut dilakukan oleh masyarakat yang berada di pesisir pantai.
Sementara, jenis kerang yang bakal dilakukan untuk kegiatan budidaya tersebut yakni jenis Kerang Darah. Kegiatan budidaya itu hanya memerlukan waktu antara empat bulan hingga lima bulan dan langsung bisa dipanen dengan jumlah yang berlipat. “Kalau kegiatan budidaya kerang itu, kita melakukan sebanyak 10 kilogram, maka bisa menghasilkan sekitar 30 kilogram sampai 40 kilogram. Kalau benihnya kita tebarkan satu ton, jelas hasilnya bisa bertambah,” jelasnya.
Sedangkan harga di pasarannya, khususnya di tingkat pengecer, bisa mencapai Rp12 ribu per kilogram. Apalagi, di kuala Bagansiapiapi yang berada di depan Sungai Rokan. Di saat air laut surut, maka kelihatan ada delta yang kondisinya juga bisa dijadikan tempat budidaya kerang.
Selain itu, lanjutnya Pemkab Rohil juga bakal menjadikan Kecamatan Sinaboi sebagai sentral budidaya kerang. Pasalnya, selain daerahnya memiliki potensi perikanan yang melimpah ruah, juga memiliki potensi kerang yang berkualitas tinggi.
“Bahkan, pihak kecamatan setempat mengklaim kalau kerang di daerahnya lebih bagus kualitasnya jika dibandingkan kerang yang berada di kecamatan Pasir Limau Kapas,” kata Bupati.
Sekretaris Dinas Perikanan Rohil, M Amin dikonfirmasi, Jumat (10/3/2017) mengatakan, salah satu tujuan Panen Raya tersebut untuk memberikan motivasi kepada nelayan pembudidaya kerang. “Jadi kita sengaja undang pihak provinsi agar jika ada dana program Provinsi bisa direalisasikan di Rokan Hilir,” ujarnya.
Amin menambahkan, kedatangan Kadiskanlut Riau juga terlihat sangat antusias dan akan berupaya memprogramkan serta memperjuangkan dana-dana Provinsi untuk pengembangan kerang di Rokan Hilir.
Ia mengaku, untuk kendala saat ini benih-benih kerang masih berasal dari alam sehingga tergantung dengan kondisi alam. Namun pihaknya sudah berupaya melakukan pembibitan namun belum berhasil. “Inilah yang akan terus kita coba sehingga benihnya bisa lebih berkualitas,” jelas dia.
Untuk benih terdiri dari dua jenis, diantaranya sebesar gula pasir dan sebesar biji kacang. Namun rata-rata saat ini memang benih sebesar gula pasir oleh puluhan pembudidaya kerang. “Jadi panennya tergantung besar bibitnya, bisa 6 atau 9 bulan dan ini bertahap,” katanya.
Ia selaku pelaksana tugas Kepala Dinas Perikanan akan terus melakukan pembinaan terhadap kelompok budidaya kerang sebagai salah satu alternatif jika hasil Ikan sedang mengalamai penurunan. “Perikanan tangkap tetap dijalankan dan budidaya kerang juga demikian. Jadi dua-duanya kita jalankan,” demikian M Amin. (Sofyan/beni/adv)