Jakarta, (puterariau.com) I --- PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang berpusat di Bandung Propinsi Jawa Barat, jadi korban politik hitam terkait posisi keuangan internal yang dipicu oleh temuan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan, BPK RI. Hal itu justru pada saat karyawan bekerja profesioanal dan PT DI sudah diperhitungkan kembali oleh banyak negara dan telah menjadi kebanggaan Indonesia kembali.
Ini dikatakan Habiburokhman Ketua LBH BUMN setelah menerima utusan pekerja PT DI di Jakarta Senin (13/3) pekan ini.
Ia minta agar semua pihak mendukung keberlangsungan PT DI yang telah kembali berproduksi setelah PHK besar-besaran tahun lalu.
Habiburokhman mencium ada gelagat orang lama yang pernah bikin bangkrut PT DI mau muncul kembali dan akan merebut PT DI kembali.
"Mereka inilah yang akhir-akhir ini selalu menyudutkan PT DI dengan mempolitisir temuan BPK. Saya minta agar semua pihak memberikan waktu yang cukup buat PT DI untuk berbenah. Tak elok antar sesama anak bangsa saling menyudutkan saat PT DI sekarang kebanjiran pesanan pesawat dan helikopter dari dalam dan luar negeri", ujarnya.
Beberapa karyawan PT DI bertandang ke LBH BUMN untuk melaporkan antara lain keterlibatan oknum pegawai lama yang mempolitisasi PT DI saat karyawan yang sedang bekerja keras dan profesional untuk memulihkan kepercayaan kepada PT DI.
Persoalan dihembuskan bermula dari laporan hasil audit BPK tahun 2015 yang merilis keuangan PT DI berpotensi rugi sebesar Rp 8 miliar yang terkait dengan 24 temuan dalam laporan BPK.
Sekarang produksi pesawat dan helikopter PT DI kembali mulai banyak dipesan oleh TNI dan Polri. Juga telah diekspor ke Afrika,Timur Tengah dan Thailand. (Erwin Kurai/Awani Putri)
Artikel keren lainnya: