PEKANBARU, PuteraRiau.com I --- Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun 2016 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Bank Riau Kepri yang berlangsung, Jumat (3/3/2017) pada pukul 22.00 wib di Ballroom Dang Merdu Lantai 4, Gedung Menara Balai Dang Merdu Bank Riau Kepri tuntas pada pukul 04.15 WIB dinihari, Sabtu (4/3/2017).
RUPS Bank Riau Kepri dihadiri langsung oleh Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman dan Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun, serta 19 orang Bupati/ Walikota dari kedua provinsi.
Adapun Bupati/ Walikota yang hadir adalah Bupati Siak Syamsuar, Bupati Meranti Irwan Nasir, Pj Bupati Kampar Syahrial Abdi, Walikota Dumai Zulkifli As, Plt Walikota Pekanbaru Edward Sanger, Bupati Kuansing Mursini, Walikota Tanjung Pinang Lis Darmansyah, Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal, Wakil Bupati Lingga Muhammad Nizar, Wakil Bupati Anambas Wan Zuhendra, Sekda Indragiri Hilir Said Syarifuddin, Sekda Batam Jefridin, Sekda Rokan Hilir Surya Arfan, Sekda Indragiri Hulu Hendrizal, Sekda Karimun Firmansyah.
Dari Bank Riau Kepri hadir Komisaris Utama HR Mambang Mit, Komisaris A Rivaie Rachman, Direktur Utama DR H Irvandi Gustari, Direktur Operasional Denny Mulia Akbar dan Direktur Kepatuhan dan Manajemen Resiko Eka Afriadi.
Diawali dengan RUPS Tahunan 2016 dan dipimpin oleh Komisaris Utama BRK HR Mambang Mit, dan pada saat pengesahan kinerja tahun 2016 tersebut, ada 6 Bupati yang memberikan apresiasi untuk kinerja BRK untuk tahun 2016, sebab kondisi pertumbuhan ekonomi di 2016 yang sangat lambat dan bahkan di Riau sendiri hanya sekitar 2,2 persen saja, di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,2 persen.
Namun Bank Riau Kepri bisa meraih laba bersih pada tahun 2016 sebesar Rp452,86 miliar, naik sebesar 51,97% dibandingkan dengan tahun 2015. Apresiasi yang sama untuk Bank Riau Kepri juga disampaikan dari Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan juga sebagai pemegang saham pengendali BRK.
Pelaksanaan RUPS Tahunan dan RUPS LB tersebut membahas beberapa agenda antara lain Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, Laporan Pertanggungjawaban Direksi dan Hasil Audit Kantor Akuntan Publik atas Laporan Keuangan yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2016.
Selain itu, juga akan disampaikan rencana bisnis Bank Riau Kepri tahun 2017 kepada pemegang saham. Dalam rapat umum pemegang saham juga nanti akan memutuskan antara lain Persetujuan Penambahan Modal yang Telah Disetor, Penetapan Pengurus Perseroan, penetapan Dewan Pengawas Syariah, Rencana Spin Off Syariah, Rencana Penerbitan Obligasi dan Penetapan Cadangan Tujuan.
DR Irvandi Gustari kepada awak media mengatakan, kondisi Bank Riau Kepri di tahun 2016 menghadapi tantangan yang luar biasa beratnya, dimana pada triwulan 3 dan 4 tahun 2016 ada beberapa indikator ekonomi yang menjadi perhatian khusus yang menjadikan adanya kontraksi pada pertumbuhan ekonomi.
Selain Kebijakan Menteri Keuangan pada triwulan 3 dan 4 tahun 2016 yang meminta BUMN agar dana-dana yang ditempatkan pada perbankan untuk ditempatkan dalam bentuk obligasi negara, tentu saja hal ini menjadikan likuiditas sangat ketat di dunia perbankan.
Kemudian, adanya kebijakan pemerintah pusat tentang pencairan Dana Bagi Hasil (DBH) yang ditunda dan Dana Alokasi Umum (DAU) berdasarkan pengajuan daerah, ini menyebabkan proyeksi Dana Pihak Ketiga tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan kredit Bank Riau Kepri dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan dana.
"Dengan demikian, dampak kondisi eksternal di atas (triwulan 3 dan 4 tahun 2016) sangat mempengaruhi perkembangan DPK, Kredit dan NPL. Namun setelah berjuang bersama-sama di semua lini, Bank Riau Kepri tetap mampu menghasilkan laba yang terbaik di tahun 2016, yakni meningkat sebesar 51,97 persen," terang Irvandi.
Irvandi mengatakan bahwa Laba di Tahun 2016 mengalami peningkatan, hal ini tampak pada Laba sebelum pajak pada tahun 2016 sebesar Rp607,01 miliar, naik sebesar 46,16% dibandingkan dengan tahun 2015 yang hanya sebesar Rp415,32 miliar. Laba bersih pada tahun 2016 diperoleh sebesar Rp452,86 miliar, naik sebesar 51,97% dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp298 miliar. Selain itu beban Bank Riau kepri ditahun 2016 sebesar Rp1,93 triliun, turun sebesar 13,82 persen dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp2,24 triliun.
Di tahun 2016 juga terjadi perbaikan kualitas kredit yang menyebabkan turunnya cadangan biaya CKPN (cadangan kredit macet), dimana biaya pencadangan pada tahun 2015 sebesar Rp262,63 miliar sedangkan pada tahun 2016 turun menjadi sebesar Rp99,12 miliar. Selain itu beban operasional pada tahun 2016 yang berasal dari beban bunga sebesar Rp999,84 miliar, turun sebesar 15,52 persen dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp1,18 triliun.
Bank Riau Kepri di tahun 2016 juga mengalami peningkatan jumlah asset dimana per 31 Desember 2016 naik sebesar 7,52 persen. Hal ini juga turut diikuti dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) tahun 2016 dengan komposisi dana pemda sebesar 14,95 persen dan dana non pemda sebesar 85,05persen.
Komposisi dana murah lebih besar dibandingkan dengan dana mahal yakni 58,13 persen berbanding 41,87 persen serta kenaikan Kredit dan pembiayaan per 31 Desember 2016 sebesar Rp15,08 triliun yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp14,75 triliun atau naik sebesar Rp337,94 miliar. Di tahun 2016 hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank (TKB) Bank Riau Kepri tahun 2016 berada pada Peringkat 2.
Dalam RUPS Bank Riau Kepri juga akan dipaparkan Rencana Bisnis Bank di tahun 2017, dengan tagline “Tahun Akselerasi Kinerja Melalui Optimalisasi IT dan Peningkatan Proses Layanan”.
Maka di tahun 2017 akan dilakukan beberapa Inisiatif Strategis antara lain untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga dimana dilakukan dengan cara Fokus pada DPK non pemda, Diversifikasi produk dan layanan berbasis teknologi, Implementasi Unit Priority Banking, Penyempurnaan pogram Marketing Communication yang sejalan dengan Repositioning Product dan Brand Image.
Sedangkan untuk Penyaluran Kredit ditahun 2017 akan dilaksanakan Kredit Produktif terutama kredit UMKM, Penerapan penyaluran kualitas kredit pada UMKM melalui Scoring System, Optimalisasi partisipasi dan kerjasama dalam penyaluran kredit baik kredit program maupun kredit lainnya (KUR/LBDP/BPDP, Program Sejuta Rumah, Jaring) dengan Instansi Pemerintah Terkait, Pendirian unit KPR Center di Pekanbaru, Revitalisasi fungsi kedai dalam rangka penyaluran kredit mikro kecil dan Internalisasi penerapan Credit Risk Management dan pengaturan limit kredit.
Pada RUPS Luar Biasa Bank Riau Kepri ditetapkan Taufiqurrahman sebagai Komisaris Independen Bank Riau Kepri, dengan demikian secara aturan BRK telah melengkapi syarat minimal jumlah Komisaris sebanyak 3 orang dengan komposisi 2 orang Komisaris Independen dan 1 orang Komisaris Non Independen.
Pada RUPS LB juga ditetapkan untuk Kajian Spin Off Syariah dan Kajian Obligasi. Sedangkan untuk 2 Direktur yang saat ini masih kosong, akan ditetapkan lebih lanjut setelah mendapatkan hasil fit & proper test dari OJK.
Pada penutupan RUPS Tahunan dan RUPS LB ini, para pemegang saham meminta kepada Bank Riau Kepri agar selalu menjaga kinerjanya pada tahun 2017 ini mengingat kondisi perekonomian belum pulih sepenuhnya dan bahkan untuk Propinsi Riau sendiri masih akan berjuang untuk bisa tembus tumbuh ekonomi 3 persen. RUPS berakhir pada jam 04.15 WIB pagi pada tanggal 4 Maret 2017.(rls/brk)