Anak adalah buah hati orang tua yang sangat membahagiakan, apa lagi anak yang sehat berusia di bawah 10 tahun. Pada masa-masa usia tersebut
anak dalam masa perkembangan yang menakjubkan, maka tak ayal lagi jika di masa itu orang tua akan selalu memberikan perhatian lebih pada mereka. Tapi bagaimana perasaan anda ketika mendapati buah hati yang anda sayangi memiliki sifat nakal?
Sebagian besar orang tua akan memarahi anak yang nakal, karena mengira dengan memarahi akan membuat si anak jadi penurut. Anggapan yang demikian itu kurang tepat, mengapa demikian? Sebab dengan marah-marah hanya akan membuat si anak takut dan tertekan, rasa ketakutan Ini tentu berbahaya sekali bagi perkembangan mentalitasnya. Memang betul! Dengan memarahi, si anak akan patuh, namun kepatuhannya itu hanya bersifat temporer alias tidak langgeng. Ketika yang memarahinya pergi, si anak akan kembali pada kenakalannya lagi.
Loch… terus bagaimana orang tua mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi anak yang nakal tersebut? Apakah harus mendiamkannya saja, sementara si anak terus berbuat keonaran? Ooo… Tentu tidak! Mendiamkan si anak berbuat nakal itu sama saja menanamkan arogansi dalam jiwanya, dan si anak malah akan tumbuh menjadi mahluk dengan rasa egoisme yang tinggi. Jalan terbaik menghadapi anak yang nakal adalah melakukan terapi otak pada anak tersebut.
Terapi otak pada anak harus dilakukan rutin setiap malam ketika si anak sedang tertidur pulas (sekitar pukul 22.00 – 23.00), dengan cara membisikkan nasehat positif ditelinga si anak selama kurang lebih 10 menit saja. Hal itu perlu dilakukan karena pada saat tidur tubuh si anak dalam kondisi rileks, dan kabar gembiranya adalah! Otak manusia itu tetap bekerja meski dalam kondisi tidur sekalipun. Tentu akan lebih mudah bagi orang tua menasehati anak ketika tidur ketimbang anak yang tidak tidur, karena bisa lebih tenang dan tidak ada penolakan dari si anak. Nasehat apapun yang dimasukkan ke dalam otak anak ketika tidur, secara berkala akan terproyeksi keluar, dengan kata lain akan mempengaruhi jiwa dan prilaku si anak di alam sadarnya. Jadi orang tua perlu berhati-hati dalam memberikan nasehat dalam terapi otak ini. Pilihlah kalimat yang tepat dan bijaksana.
Perlu anda ketahui, bahwa memilih kata-kata/kalimat dalam memberi nasehat ketika terapi otak ini dilakukan adalah dengan tidak memasukkan unsur kalimat yang mengandung arti jangan, tidak, dan sebagianya. Karena alam bawah sadar manusia itu tidak mengenal kata jangan atau tidak. Oleh karena itu, sebagai contoh misalnya anda ingin menasehati si anak agar jangan nakal. Biasanya orang tua akan berkata, “Hei jangan nakal” Jika menasehati anak dengan kalimat seperti itu, yang terekam di dalam alam bawah sadarnya adalah kata “Nakal” jadi jangan salahkan jika si anak semakin bertambah nakal. Kalimat yang tepat adalah, misalnya seperti ini, “Dedek kan anak yang baik, anak yang baik itu disayang papa, mama, sama temen-temen, anak yang baik itu selalu rajin belajar, bukunya rapih, dan … bla… bla… bla…”
Mungkin sampai di sini dulu, menurut info yang pernah Ombung dengar, 90% cara ini bisa berhasil membuat anak yang nakal menjadi baik. Anda mungkin bisa juga mencobanya terhadap anak yang minderan, penakut, atau bahkan yang bodoh sekalipun. Intinya, berikan nasehat positif kepada si anak, sanjung dia, buatlah dirinya bangga. Selamat mencoba, semoga berhasil! Trims…