Orang bilang, ”Jatuh cinta itu berjuta rasanya” hati seperti taman yang dipenuhi bunga-bunga bermekaran. Segala kebahagiaan serasa bertaburan di mana-mana. Tak bisa dipungkiri bahwa cinta memiliki pengaruh besar dalam kehidupan seseorang, bisa jadi baik ataupun malah buruk. Berdampak baik ketika cinta itu terasa manis, dan buruk, ketika rasa pahit menjalari cinta.
Sejarah sastra dunia telah banyak menelurkan ribuan kisah tentang percintaan, berbagai cerita romantis bermunculan demi melegakan mereka yang dahaga akan cinta. Jika ada pertanyaan, ”Apakah sesuatu yang sejak zaman nenek moyang hingga sekarang tetap digemari dan tidak pernah usang?” mungkin cuma ada satu jawaban, yaitu : CINTA. Itulah uniknya cinta, maka tak jarang ada orang yang rela mati-matian untuk mendapatkannya.
Memang tak bisa disangkal jika cinta banyak memegang peranan penting, orang bisa bertahan hidup karena cinta namun ada juga yang harus mati karena cinta. Lantas yang jadi pertanyaannya adalah, ”Seberapa pentingkah cinta memegang peranan dalam kehidupan Anda?” Sebelum menjawab, ada baiknya Anda tahu, bahwa Anda bisa hidup di dunia ini karena ada cinta di sekeliling Anda. Karena adanya cinta orang tua, pasangan, saudara, kerabat, bahkan orang lain, dan yang tertinggi adalah cinta Tuhan kepada Anda, maka sampai detik ini Anda masih bisa menghirup udara segar di dunia. Coba kalau diantara mereka ada yang tidak mencintai Anda (membenci Anda) dan berniat ingin menghabisi diri Anda, apakah Anda masih bisa bertahan hidup? Tentu sekarang Anda bisa menjawab pertanyaan di atas.
Terkadang sebagian manusia memandang sempit makna cinta, bagi mereka cinta cuma sebatas hal yang diinginkan saja. Karena itulah, maka tidak aneh lagi jika ada orang yang putus asa ketika hal yang diinginkannya tersebut hilang/terlepas. Mereka jadi menganggap hidup sudah tidak berarti lagi, mereka tak lagi punya harapan. Jika hal itu benar terjadi, sudah barang tentu mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidup akan jadi pilihan utama. Sebetulnya nggak perlu seperti itu, kalau Anda mau memperluas pikiran bahwa masih banyak cinta di sekeliling Anda, maka Anda akan memperoleh kenikmatan cinta sesungguhnya.
Nenek moyang kita pernah berpesan melalui dua semboyan yang sangat fenomenal, yaitu : ”Patah Tumbuh Hilang Berganti” dan ”Gugur satu tumbuh seribu” makna tersebut ternyata punya arti yang luas loch. Kenapa demikian? Karena bukan saja menyiratkan makna patriotisme dalam memperjuangkan kemerdekaan negeri ini, tapi bisa juga diaplikasikan dalam urusan cinta. Maksudnya begini, ketika seseorang kehilangan cinta yang didambanya, tidak perlu berlarut-larut menyesali diri, karena masih ada cinta lain yang begitu bertaburan menanti. Langkah terbaik adalah menjadikan peristiwa pahit (putus cinta) tersebut menjadi sebuah pelajaran hidup dan bukan sebagai patokan. Karena menjadikan peristiwa pahit sebagai patokan sama saja mempersempit pikiran dan ruang gerak.
Ngomong-ngomong tentang putus cinta, tiba-tiba aja Ombung teringat masa lalu. Waktu itu Ombung masih duduk dibangku kuliah dan kost bersama 2 orang teman yang kebetulan masih satu kampus dengan Ombung. Saat itu salah satu temen kost Ombung yang bernama Iwan (Katanya seh kepanjangan nama Iwan itu = ”Idaman Wanita” tapi Ombung lebih suka mengartikan, khusus buat teman Ombung yang satu itu, nama Iwan adalah ”Idaman Wanita Nakal” hahaha...) baru saja putus cinta sama cewek di kampungnya. Ternyata si cewek dijodohkan oleh ortunya, dan bulan depan akan melangsungkan pernikahan. Iwan sempat curhat, bahwa beberapa hari yang lalu si cewek sempet ngebel dan berkata, ”Meski kita tidak bisa bersatu, namun cintaku hanya untukmu.” Wow! Kalimat tersebut sepintas memang terdengar syahdu tapi cukup konyollah. Iwan yang nggak tahu harus berbuat apa, akhirnya menerima keputusan itu apa adanya. Karena melihat kekonyolan Iwan, Rudi yang teman satu kost-an pun segera angkat bicara, ”Kasian banget nasib lo Wan, cuma dapet cinta tapi nggak dapet tubuhnya, makan tuh cinta!” Ombung pun segera menimpali, ”Bener kata Rudi, kalo’ udah gitu apa enaknya, Wan? Buat apa dapet cinta tapi nggak bisa memiliki tubuhnya! Lo yang wajar aja dech.” Perbincangan kami bertiga semakin seru hingga akhirnya Iwan sadar bahwa keputusan yang dia ambil itu nggak tepat.
Sebagai sahabat, mungkin pemikiran Ombung dan Rudi itu terlalu ekstrim, tapi jika ditinjau kembali ada benarnya juga loch. Akankah seseorang bisa bahagia karena cinta, sementara orang yang dincintai jatuh dipelukan orang lain? Tak perlulah mempertahankan cinta semacam itu, karena hanya akan membawa kehancuran saja. Sebaik-baiknya cinta adalah bersatunya dua jasad yang saling mengasihi, yang terjalin dalam ikatan suci perkawinan syah. Itulah yang dinamakan cinta sejati...
Cinta itu ibarat air di daun talas, jika tidak pandai menjaganya, maka ia akan terombang-ambing dan bahkan bisa habis tertumpah. Saat cinta menghampiri, jangan biarkan dinding ego membatasi rasa pengertian kita pada pasangan. Usahakan untuk bisa saling mengerti satu sama lain, semoga dengan demikian cinta sejati akan terus temani kita hingga akhir hayat.
Oya! Ombung akan memberi sebuah pertanyaan yang sekaligus akan Ombung jawab, begini nih!
”Mengapa Tuhan menciptakan sela-sela di jemari kita? Sebab suatu saat nanti, sela-sela tersebut akan memberi ruang bagi jemari lain untuk menggenggam kita selamanya"
Udah dulu yup! CU...