Sore hari yang cerah, Ombung coba mencari inspirasi tuk bikin postingan. Hardisk komputer jadi sasaran empuk bagi otak yang berpikir cetek, yach! Kepingin bikin postingan tapi rasa malas terus gayuti diri. Satu persatu judul file Ombung teliti, terkadang Ombung buka, namun imajanisasi ini seakan bebal dan terus membebal. Dalam keputusasaan, tiba-tiba Ombung iseng membuka sebuah file berjudul ”Wajah waktu di timur kota,” ternyata isinya adalah sebuah puisi.
Puisi ini berjudul ”Sadarlah,” Ombung menulisnya beberapa tahun yang lalu. Waktu itu Ombung lagi bete lantaran kerjaan kantor segunung, akhirnya untuk merefreshkan otak, Ombung iseng-iseng bikin puisi dan jadilah puisi berjudul ”Sadarlah” ini. Nah... Kebetulan saat ini emang lagi blank, akhirnya Ombung putuskan tuk menaruh puisi tersebut ke dalam postingan. Okey! Mari kita simak bareng-bareng puisi karya Ombung ini...
Sadarlah
By : ombung
Wajah waktu di timur kota
Usung nurani teladani berbagai bentuk nafas
Apa yang musti diraih?
Satu impian bukanlah mimpi kosong.
Ada kesombongan mencakar bumi
Pemanis buatan terus menggurita cekik lehernya
Sedikit terbatuk karena sesak
Kuas pekat lumuri mata jadi buta
Inilah rupa wajahmu!!!
Kepala batu beroman manis
Kelak tangan besimu kan memukul sejumlah nama
Harum baunya hilang di pusara
Adilkah birokrasi ini?
Pitarah dulu mungkin muak akan lakumu.
Berhentilah!!!
Kibarkan bendera keadilan!
Mereka tulus jilati singgasanamu
Hati mereka terpaksa rapuh oleh perjanjian yang tak dinyana
Tapi mereka begitu ikhlas
Roti mariemu jadi iming-imingnya
Mungkin kelak, di nisan
itu sejarahmu akan hina.
Benarkah fatwamu dulu?
Sebelum angin menerbangkan musim, seyogyanya
Sadarlah kau wahai Rajaku!!!
Kira-kira gimana puisi di atas, cukup ambu-radul bukan? Terang saja, yang ngarang puisi ini kan tidak punya kemampuan menyusun tata bahasa dengan apik. Asal-asalan dan cuma punya modal nekad saja hahaha...!! Itulah Ombung, orangnya selalu ingin mencoba meski hasil yang didapat terkadang kurang memuaskan.